Sabtu, 04 April 2009

Pemilihan Umum Mendekat!!!

Sekali lagi, musim pemilu tiba. Dan orang-orang (para pria dan wanita) yang berduit, yang punya back-up dari partai-partai yang mengandalkan mereka, yang punya orang tua atau keluarga dekat berpengaruh, atau yang punya status sebagai artis, mulai mempromosikan diri mereka pada sahabat-sahabat lalu pada teman-teman lalu pada kenalan-kenalan, lalu pada rakyat sekitar.

Berhubungan dengan ini, ada sebuah kejadian lucu yang dialami oleh Papa dan Mama. Kira-kira di suatu hari yang sudah lalu, Papa dan Mama pergi meeting dengan beberapa orang, salah satunya seorang diploma, yang ternyata dulunya pernah satu sekolah dengan Papa. Dalam meeting itu, si teman satu sekolah Papa ini memberikan sebuah pamflet ke Papa yang merupakan pamflet kampanye suatu partai. Rupanya, partai tersebut mengajukan seorang anggota legislatif bernama A yang tampaknya pernah dikenal oleh Papa pas SMA dulu. Kebetulan saat itu, adik laki-laki Papa, Om Anda, juga ikut hadir di meeting.

Om Anda melihat foto di pamflet tersebut tertawa dengan caranya yang ramah, lalu berkata: “Wah! Kalau ini sih, Adi pasti tau!” (Adi adalah nama Papa. Tapi jangan dijadikan bahan ledekan, ya! Mohon penghargaannya terhadap orang tua orang lain.)

Papa bertanya: “Siapa?”

Om Anda menjawab: “Itu, lho, si A!” (namanya sengaja tidak disebutkan.)

Papa: “Oh! Si A?”

Om Anda menjawab: “Ya!”

Papa berkata (kalau mendengar cerita Mama, kayaknya Papa berkata dengan datar): “Saya pernah ditodong pistol sama si A.”

Seketika, seluruh peserta meeting yang hadir (yang jumlahnya tidak lebih dan tidak kurang adalah lima orang tersebut) terdiam terkesima.

Sesampainya di rumah, Mama menceritakan kejadian itu kepadaku, dan aku langsung tertawa terbahak-bahak. Dalam hati, aku berpikir, kok bisa sih, orang seperti itu jadi caleg. Memangnya mereka yakin kalau dia sudah bersih? Apakah mereka bisa menjamin bahwa si A ini, tidak akan mengulangi hal yang serupa sebagai anggota legislatif nanti? Apa jadinya kalau ternyata ia belum berubah?

Papa berkata kepada Mama yang berkata kepadaku, bahwa si A ini, bapaknya dulu pejabat bea cukai. Tolong jangan dicari-cari namanya, karena pasti udah ganti orang. Masalahnya, masa SMA Papa berlalu 35 tahun yang lalu. Dan si A ini sebenarnya senior Papa. Apa yang telah terjadi di sini?

Tapi untung, cerita ini sifatnya personal dan tidak disebarluaskan. Bisa-bisa, Papa-ku nanti dituntut. By the way, don’t sue me! I didn’t do anything wrong!

Selasa, 31 Maret 2009

Berburu TIKUS!! Beware of the Huntress, Rat!

Beberapa hari belakangan, semenjak Pak Bule (ini emang nama panggilan beliau) sama Pak Didi (keduanya tukang yang lagi merenovasi rumaj) mulai bekerja membongkar saluran air rumah yang mampet (yang artinya mereka menggali dan menggali tanah di sekitar rumah), ada anggota baru dalam rumah tangga keluargaku. Namanya, Si Ti (kus). Ukurannya besar, makanya, pasti jenisnya rat yang lebih besar dari mouse.

Jadi, Si Ti sudah beberapa hari ini berkeliaran di rumah. Bagian rumah yang belum dia masuki hanyalah kamar belakang, kamar mandi belakang, kamar tidurku dan kakak, kamar tidur Mama Papa, plus kamar tidur tanteku (Tek Emi). Itu kondisinya sampai malam kemarin ketika Si Ti melakukan terobosan: ia masuk kamar belakang! Gasp!

Dua kali dalam semalam.

Yang pertama, dia masuk kamar belakang dan aku yang lagi duduk di depan laptop, melakukan who-knows-what untuk who-knows-what, otomatis meminta (dengan kasar) nya buat pergi jauh-jauh dari pandanganku. Dia kaget! Dengan sepasang matanya yang hitam dan berbinar-binar itu, pergi lagi ketakutan. Hal seperti itu, terjadi, tentu saja karena pintu kamar belakang dibuka lebar-lebar.

Yang kedua kali, kondisinya Uni-ku tercinta lagi mandi di kamar mandi belakang. Okay, bakal repot sekali kalau aku diminta menjelaskan bagaimana prosesnya sampai kamar mandi belakang bisa tidak punya pintu. Anggap saja, Uni-ku (yang lagi sakit masuk angin n sinusitisnya kambuh itu) itu tidak suka mandi dengan pintu ditutup. Jadi pintunya dibuka. Tapi karena itu kamar mandi belakang, jadi nggak masalah. Di rumahku, kamar belakang adalah kamar khusus perempuan.

Tiba-tiba, Uni teriak. ”TIKUS!”

Aku yang lagi baca (karena itulah yang selalu dan selalu dan selalu kulakukan) berkata, ”Apa? Tikus?”

”Iya, De’! Tikus tadi lewat depan kamar mandi!”

O.o

Masuklah Tek Emi membawa-bawa sapu lidi siap untuk mengusir tikus. Sama Tek Emi, pintu kamar belakang yang menuju ke halaman belakang (yang lagi dibongkar karena banyak tikus) dibuka. Maksudnya, biar tikus itu keluar. Kemudian, Tek Emi pergi ikutan ngumpet di kamar mandi bawa-bawa sapu lidi. Otomatis, aku jadi bingung, sebenarnya, apa sih, rencana Tek Emi?

Aku ikutan ngintip ke kamar mandi.

”Itu, nak! Tikusnya, nak!” kata Tek Emi, menunjuk dua buah rak yang ada dekat kamar mandi.

Sambil menghela nafas, aku pun mengambil sapu lidi dari tangan Tek Emi dan mulai memukul-mukulkan sapu lidi itu ke lemari plastik yang dimaksud. Aku bisa melihat ekornya.

Setelah sekitar semenit memukul-mukul dan menyodok-nyodok ke sekitar wilayah lemari plastik tersebut, akhirnya, keluarlah ia.

Si Ti berlari dengan panik. Ke Arahku.

Okay, that must be one of the most shocking moment in my life.

Reflex, aku lompat untuk menghindari Si Ti sementara ia terus berlari melintasi kakiku, menuju ke rak buku, tetapi tidak jadi, malahan pergi menabrak dinding, sebelum akhirnya keluar kamar melalui bawah tasnya kakakku.

Dan sejak semalam itu, aku belum melihatnya lagi.

Bye bye Si Ti. Don’t come back, will you?

Jumat, 27 Maret 2009

Apa aja sih yang udah gue lakukan seminggu ini?

Seminggu ini aku berusaha untuk menemukan makna dalam hidupku. Meskipun akhirnya tetap tidak ketemu juga, aku sudah memutuskan untuk menjalani saja apa yang sudah aku pilih. Misalnya seperti milih melanjutkan sekolah. Yap!

Sejujurnya, masalah keinginanku untuk cukup sekolah sampai tamat SMP saja sudah kuutarakan sama Mama. Sayang, Mama didn't and stil doesn't like it. Jadi beginilah akhirnya, aku yang menjalani kehidupan SMA dengan terluntang-lantung. Tapi, salah aku juga yang membiarkan diriku dibawa-bawa dan ditarik-tarik dan didorong-dorong dan diarah-arahkan oleh orang tua. Akhirnya aku luluh dan memutuskan untuk nurut aja. Toh, nothing to lose, kan? A LOT!!

Pokoknya, Mama bilang, kalau ia + Papa mengharapkan bahwa aku paling nggak harus tamat S1. Okay, aku bilang. Cuman jurusan adalah pilihanku sendiri. Kata Mama, itu bisa dinegosiasikan. Terus, aku sudah cari-cari tentang jurusan yang berhubungn dengan seni. Aku tertarik masuk seni kriya IKJ. Aku mau jadi wirausahawan. Dan aku nggak mau meneruskan S1 mempelajari pelajaran-pelajaran yang nggak bakal kugunakan pas aku udah jadi wirausahawan nanti. Okay, pelajarn-pelajaran dasar emang perlu, aku akui: seperti fis-das, mat-das, kim-das, dan bio mengenai manusia biar bisa jaga kesehatan. Tapi that's all!

Yasudah, begitulah. BTW, ada suatu keanehan yang terjadi di warnet ini (lagi ngewarnet nih, di rumah ada fogging). Keanehan itu nggak usah diceritakan deh.

Terlepas dari semua itu, aku mengerjakan beberapa hal yang menyenangkan di rumah.



Ini gambar yang kukerjakan suatu pagi-pagi yang menyegarkan di rumah. Dalam pembuatan gambar ini, aku belajar banyak tentang "shading" dan "furring". Ternyata, nggak sesulit keliatannya... Aku kira, membuat efek bulu itu sulit sekali, lho!



Ini gambar yang baru selesai semalam. Pengerjaannya seminggu karena aku menghabiskan waktuku lebih banyak untuk baca, baca, dan baca, serta ke warnet download lagu. Akibatnya, pallette-ku penuh dengan cat minyak yang mengeras... pembersihannya sulit!
Tetapi, untung kuasku baik-baik saja nasibnya...

Jumat, 06 Februari 2009

Lagu, lagu, lagu, kau begitu indah! Tetapi….

Cinta
Akan kuberikan
Pada hatimu yang damai
Cintaku
Gelora asmara
Seindah lembayung senja
Tiada ada yang kuasa
Melebihi
Indahnya
Nikmat bercinta….


Teman-teman pasti pernah dengar lagu ini, bukan? Aku yakin, dalam pikiran beberapa dari teman-teman, akan dengan langsung mengatakan pernah! Dan kemudian mulai menyanyikan lagu ini. Bagaimana tidak? Lagu ini adalah lagu cinta berirama indah yang riang dan bahagia. Penyanyinya adalah Chrisye (alm.), seorang yang dikatakan sebagai maestro dunia permusikan Indonesia. Liriknya yang pendek-pendek dengan bait-bait yang saling sambung-menyambung satu sama lain menjadikannya mudah dihafal. Belum lagi, ia tersusun atas kata-kata puitis yang aku tidak tahu disusun olehsiapa.

Pertanyaannya adalah: pernahkah teman-teman berpikir lagi lebih jauh mengenai bagaimana lagu ini disusun? Pernahkah teman-teman berpikir lebih jauh mengenai kalimat ‘tiada ada yang kuasa melebihi indahnya nikmat bercinta’?

Suatu hari, ketika aku sedang menyanyikan reffrain lagu ini tepat di bagian tersebut, tiba-tiba aku terhenti, terkesiap, terkejut, terpana, dengan mata membelalak sedikit, dan hati berdegup kencang penuh kewaspadaan (aduh… berlebih-lebihan sekali, andchipzz….). Aku kemudian berkata pada kakakku:
“Uni tahu, kan, lagu itu?”
Kakakku berkata padaku:
“Ya, tahulah.”
Kemudian aku berkata lagi:
“Lagunya kok, aneh, sih. Kerasa, nggak?”
Kakakku diam saja. Taruhanku, sedang berpikir.
Lalu aku akhirnya berkata:
“Lagu ini kok, kayaknya mengajarkan kita menduakan Allah, ya?”
Kakakku menatapku.
Lalu aku melanjutkan berkata:
“Di dalam lagu ini, terdapat kata-kata tiada ada yang kuasa melebihi indahnya nikmat bercinta….(di bagian itu, aku pertama-tama menyebutkan liriknya secara biasa tetapi menyanyikannya di kata terakhirnya). Kuncinya adalah TIADA ADA YANG KUASA MELEBIHI. Nah, kerasa nggak salahnya lagu itu?”

Teman-teman, apakah teman-teman bisa menganalisanya?

Sebagai umat muslim, orang Islam, yang mengaku ketauhidan Allah, yang mengaku bahwa Allah adalah Maha Segala-Galanya, lebih-lebih Maha Kuasa Atas Segala-Galanya, aku pikir, adalah suatu kesalahan apabila kita menanyikan lagu yang mengatakan bahwa tidak ada yang kuasa melebihi indahnya nikmat bercinta. Bukankah kita tahu benar bahwa tidak ada yang kuasa melebihi Allah SWT? Lalu kemudian, sejak kapan keindahan nikmat bercinta menjadi lebih kuasa dari Allah SWT? Atau paling minimal, sama kekuasaannya dengan Allah SWT?

Selama ini, aku tidak pernah menalarkan lagu tersebut dengan masalah tersebut. Selama ini, aku tidak pernah berpikir, mungkin. Bagaimanapun, seiring pertumbuhan usia, daya nalarku tampaknya semakin meningkat, sehingga daya pikirku meningkat juga. Hanya baru-baru ini aku kemudian menyadari kesalahan besar dalam lagu itu. Dan aku sudah bertahun-tahun mendengarkan lagu tersebut!

Teman-teman, mungkin memang bukan maksud pengarang lagu untuk menduakan Allah SWT. Bisa jadi, si pengarang memang seorang atheis (yang artinya ia mendustakan Allah), atau seorang non-muslim (yang menurut pengakuannya tidak ber-Tuhan-kan Allah SWT), atau (yang lebih parahnya lagi) hanya menulis berdasarkan perasaannya saja (bukan pikirannya) karena liriknya terdengar enak di telinga (itu artinya, si pengarang memang tidak berpikir), atau yah, si pengarang memang kurang begitu peduli dengan masalah-masalah trivial (sepele) yang ternyata luar biasa berbahaya tersebut. Mungkin, si penyanyi juga tidak bermaksud menduakan Allah SWT. Bisa jadi, si penyanyi bersedia menyanyikan lagu tersebut karena alasan-alasan di atas juga. Entahlah. Siapa sih, yang bisa mengungkapkan isi hati dan kepala manusia selain Allah SWT?

Meskipun demikian, sayang sekali hal seperti ini terjadi. Si pengarang lagu mestinya harus segera menjelaskan maksud hatinya atas penulisan lagu itu. Pihak MUI mestinya menjelaskan betapa berbahayanya lagu itu yang dapat mengakibatkan pendengarnya murthad dan berbalik menyembah keindahan nikmat bercinta (meskipun itu tidak disadari oleh para pendengarnya). Pihak produser harusnya lebih bertanggung jawab. Pihak penyanyi harusnya lebih mendalami apa yang ada dalam lirik lagunya. Pihak pendengar harusnya tidak asal, tetapi menggunakan kemampuannya untuk berpikir, akal dari Allah SWT, agar tidak terjebak pada hal-hal menjebak seperti lagu tersebut.

Teman-teman, mungkin sebagian dari teman-teman akan berkata: “waduh, rusuh banget andchipzz ini, masalah sepele saja dipeributkan. Kita toh, hanya bernyanyi saja! Bukannya betul-betul berbuat seperti itu.” Kalau begitu, boleh-boleh saja, dong, bila kita menyanyikan lagu yang dinyanyikan umat kristiani di gereja-gereja tiap hari minggu (seperti Silent Night, Hallelujah, atau Gloria, atau Ave Maria (jujur, sebagai pecinta musik klasik, aku cukup menyukai ketiga lagu terakhir, tetapi…)).Teman-teman jangan lupa bahwa sebagai umat muslim, perilaku kita menggambarkan tindak-tanduk kita. Apa kira-kira yang akan dikatakan oleh umat muslim di luar Indonesia bila mendengar kita bernyanyi-nyanyi seperti itu? Memuja-muja nikmat bercinta (yang sering disiratkan sebagai hawa nafsu manusia). Apa pula yang akan dikatakan umat non-muslim? Teman-teman juga jangan lupa bahwa musik adalah senjata para pembenci Islam. Digunakan untuk merusak mind-set pemuda-pemudi Islam. Cuci otak. Lagu yang kita sangat tidak suka pun, bila diperdengarkan terus-menerus, akan menjadi isi pikiran kita dalam waktu-waktu senggang.

Oleh karena itu, teman-teman… ini hanya sebagai pengingat saja, berhubung sesama muslim diminta untuk saling mengingatkan. Mari kita berhati-hati pada apa yang kita dengarkan, apa yang kita sukai. Jangan sampai, suatu hari nanti, kita menjadi orang-orang yang sesat dari jalan Allah hanya karena sebaris dua baris kata-kata dari lagu kesukaan kita.

Sabtu, 24 Januari 2009

Belajar melukis dengan cat minyak

Gara-gara sekitar sebulan yang lalu ada ujian praktik kesenian: membuat kaligrafi dengan media cat minyak di kanvas, timbul deh rasa rinduku pada fine art. Kali ini, fine art yang kubuat sendiri. karena itu, aku mulai belajar melukis lagi. Tapi kali ini, bukan pake cat minyak (doang) maka aku memperluas medianya jadi pake cat minyak juga. nanti-nanti lagi, aku bakal belajar make cat akrilik, tinta cina, charcoal pencils, etc...

Tetapi, lumayan mahal juga, ya, peralatannya. Catnya aja (Reeves/Marie's/Pentel) bisa lima puluh ribu satu paket. Minyaknya sendiri, ukuran botol kecil, bisa 25000. Kanvasnya (yang bagusan) harganya sekitar 20000-an (yang kecil). Pokoknya, tiap kali belanja, abis 150000. Itu juga udah diteken-teken biar murah jatuhnya.

Nggak kebayang gimana alm. Datuk Tji dulu terus berkarya, mengingat dia pake cat Rembrandt's yang satu tube-nya bisa berharga 100000-an lebih. Dan kuasnya yang berkualitas paling bagus (Rembrandt's juga mereknya: bisa 50000 untuk kuas nomor 7/8/9). Cat minyaknya juga, ada yang seharga 500000 satu botol (tapi botolnya BESAR). Mungkin modal melukis pake cat minyak itu, sepadan dengan harga jual lukisannya, ya? (kalau Datuk Tji, lukisannya dikasih harga sekitar 20.000.000 - 700.000.000 rupiah).

Tampaknya, melukis itu bisnis yang sangat membingungkan. Jadi, aku nggak akan berbisnis via lukisan. Harga yang dikasih objektif, modalnya lumayan pula...

Tapi, aku sudah mencoba membuat lukisan cat minyak-ku sendiri. Lukisan ini harusnya sudah bisa dibilang selesai (meskipun belum kering dan belum ditandatangani, dan mungkin masih akan mengalami proses editing lagi.) Tetapi aku tidak sabar untuk men-share lukisan ini. Nanti, kalau sudah benar-benar selesai, tamat, jadi, the-end, finish, finis, dll, akan aku re-upload fotonya.



Lucu, kan? Nah, lukisan ini(percaya nggak percaya adalah karyaku), dilukis berdasarkan foto ini:



Terlihat jelas perbedaan antara kedua gambar di atas. Dan perbedaan itu, meskipun beberapa bisa bilang adalah sebagai interpretasi yang berbeda terhadap gambar, sebenarnya adalah kenyataan dari keamatiranku dalam hal lukis-melukis. Fuh. Perjalanannya masih panjang sebelum aku bisa menjadi Dullah.

Ngomong-ngomong, kembali ke fine art secara general, entri-entri selanjutnya dari blog-ku mungkin akan ngebahas mengenai fine art terlebih dahulu. Terutama yang dibuat oleh Datuk Tji (alm), berhubung aku memiliki pengetahuan yang cukup mengenai fine art indonesia dan lumayan cukup mengenai fine art dari negara-negara lain.

Misiku kali ini, adalah untuk memperkenalkan Datuk Tji dan para pelukis-pelukis Indonesia yang lain (yang adalah favoritku) kepada teman-teman semua. Hehehe.

Jumat, 23 Januari 2009

Haduuh... halo teman-teman!

Hei. Terakhir kali kalian-kalian para teman-temanku tercinta sesama penghuni scooter ngebuka blog ku, aku ingat kalian-kalian pada protes.

Don't use english! We don't understand!

Okay, buat yang nggak ngerti: Jangan pake bahasa Inggris! Kita nggak ngerti!

That is why, sekarang aku ngebuat blog baru yang berbahasa Indonesia. Khusus buat kalian-kalian para pembaca Indonesia yang bahasa Inggrisnya kurang jago. Nah! Senang, kan?

Basically (pada dasarnya), blog ini akan punya isi yang kurang lebih sama dengan yang andchipzz.blogspot.com. Tetapi tergantung mood juga. I hope you'll bear with me to read this blog to the end. Meskipun aku nggak tau end-nya kapan. Mungkin nanti, kalau udah males. Atau nanti kalau udah nggak sanggup ngelanjutin.

Ya sudah. Pokoknya gitu. Please enjoy!